click

Date: 10/11/2008

Futuhal Ghaib - Pengajaran 17~25

Pelajaran Ketujuh belas

Bila 'bersatu' dengan Allah dan mencapai kedekatan dengan-Nya lewat pertolongan-Nya, maka makna hakiki 'bersatu' dengan Allah ialah berlepas diri dari makhluk dan kedirian, dan sesuai dengan kehendak-Nya, tanpa gerakmu, yang ada hanya kehendak-Nya. Nah, inilah keadaan fana (peluruhan), dan dengannya itulah 'manunggal' dengan Tuhan. 'Bersatu' dengan Allah tentu tak sama dengan bersatu dengan ciptaan-Nya. Bukanlah Ia telah menyatakan:
"Tak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Mahamendengar lagi Mahamelihat." (QS. 42:11).

Allah tak terpadani oleh semua ciptaan-Nya. 'Bersatu' dengan-Nya lazim dikenal oleh mereka yang mengalami kebersatuan ini. Pengalaman mereka berlainan, dan khusus bagi mereka sendiri.

Pada diri setiap Rasul, Nabi dan wali Allah, terdapat suatu rahasia yang tak dapat diketahui oleh orang lain. Sering terjadi, seorang murid menyimpan suatu rahasia yang tak diceritakannya kepada sang syaikh, dan sebaliknya sang syaikh kadang merahasiakan sesuatu yang tak diketahui si murid, kendati mungkin suluk si murid sudah mendekati ambang pintu maqam ruhani sang syaikh, ia terpisah dari syaikh-nya, dan Allahlah yang menjadi pembimbingnya. Allah memutuskan hubungannya dengan ciptaan.

Dengan demikian, sang syaikh menjadi bagai seorang inang pengasuh yang berhenti menyusui sang bayi setelah dua tahun. Tiada lagi baginya hubungan dengan ciptaan, setelah lenyapnya kedirian. Sang syaikh diperlukan, selama si murid masih terbelenggu kedirian, yang mesti dihancurkan. Tapi, begitu kelemahan manusiawi ini musnah, maka pada dirinya tak ada lagi noda dan kerusakan, dan ia tak lagi membutuhkan sang syaikh.

Jadi, bila sudah 'bersatu' dengan Allah sebagaimana yang digambarkan di atas, kau bersih dari segala selain Allah. Tak kau lihat lagi sesuatu pun kecuali Allah, di kala suka maupun duka, ketakutan maupun berharap, kau hanya menjumpai Dia, Allah SWT, yang patut kau takuti, yang layak kau mintai perlindungan-Nya. Nah, perhatikan senantiasa kehendak-Nya , dambakanlah perintah-Nya, dan pautuhlah selalu kepadanya-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Jangan biarkan hatimu tertambat pada salah satu ciptaan-Nya.

Pandanglah semua ciptaan bagai orang yang ditahan oleh Raja sebuah kerajaan besar, lalu sang raja merantai leher dan kedua lengannya, menyalibkannya pada sebatang pohon pinus yang berada di tebing sungai berarus deras, bergelombang dan amat dalam. Sementara itu sang Raja duduk di atas singgasana yang tinggi, bersenjatakan lembing, panah, dan berbagai senjata bidik. Lalu mulailah sang raja mengarahkan dan membidikkan salah satu senjata bidiknya kepada si tawanan.

Dapatkah kita hargai orang yang melihat ini semua, dan memalingkan penglihatannya dari sang raja, sama sekali tak takut kepada raja itu, tak berharap kepadanya, tak iba kepada tawanan itu dan tak memohonkan ampunan untuknya? Bukankah, menurut pertimbangan akal sehat, orang semacam ini tergolong tolol, gila, tak berbudi, dan tak manusiawi?

Nah, berlindunglah kepada Allah dari kebutaan hati, sesudah memiliki bashirah ( mata hati), dari keterpisahan sesudah 'bersatu', dari keterasingan sesudah keakraban, dari ketersesatan sesudah memperoleh petunjuk, dan dari kekufuran sesudah beriman.

Dunia ini bak sungai besar berarus deras. Setiap hari airnya bertambah, dan itulah perumpamaan nafsu hewani manusia dan segala kesenangan duniawi. Sedang anak panah dan berbagai senjata bidik, melambangkan ujian hidup manusia. Jelaslah, unsur-unsur yang menguasai kehidupan manusia yaitu berbagai cobaan hidup, musibah, penderitaan, dan semua upaya mengatasinya. Bahkan semua karunia dan nikmat yang diterimanya, dibayang-bayangi oleh berbagai musibah.

Oleh karena itu, bila seorang cerdik-cendekia sudi menyigi masalah ini terus-menerus, maka ia akan memperoleh pengetahuan tentang hakikat, bahwa tak ada kehidupan sejati kecuali kehidupan akhirat. Rasulullah saw. Bersabda: "Tak ada kehidupan selain kehidupan di akhirat."

Ihwal semacam ini benar-benar terbukti bagi seorang Mukmin, sesuai dengan sabda Nabi saw.: "Dunia ini adalah penjara bagi seorang Mukmin dan surga bagi seorang kafir."

Beliau juga bersabda: "Orang saleh terkekang." Bagaimana bisa hidup enak di dunia ini, bila diingat hal ini? Sesungguhnya, kenyamanan hakiki terletak pada hubungan sempurna dengan Allah SWT, penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Bila kau lakukan hal ini, niscaya kau terbebas dari dunia ini, dan kepadamu dilimpahkan rahmat, kebahagiaan, kebajikan, kesejahteraan, dan keridhaan-Nya.

Pelajaran Kedelapan belas

Janganlah kau mengeluh tentang sesuatu bencana yang menimpamu kepada siapa pun, baik kepada kawan maupun lawan. Jangan pula menyalahkan Tuhanmu atas semua takdir-Nya bagimu, dan atas ujian yang ditimpakan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepadamu, dan segala puji syukur atas semua itu.

Kedustaanmu menyatakan puji syukurmu atas sesuatu rahmat yang sesungguhnya belum datang kepadamu, lebih baik ketimbang cerita-ceritamu perihal kepedihan hidup. Adakah ciptaan yang sunyi dari rahmat-Nya? Allah SWT berfirman: "Dan jika kamu hitung nikmat-nikmat Allah, kamu takkan sanggup menghitungnya." (QS. 14:34)

Betapa banyak nikmat yang telah kau terima, dan tak kau sadari! Jangan meresa senang dengan ciptaan, jangan menyenanginya, dan jangan menceritakan hal ihwalmu kepada siapa pun. Cintamu harus kautujukan hanya kepada-Nya, merasa senanglah dengan-Nya dan mengeluhlah hanya kepada-Nya.

Jangan kau lihat orang lain, karena mereka tak memberi manfaat dan mudharat. Segala suatu adalah ciptaan-Nya, di tangan-Nyalah sumber gerak atau diam mereka. Kemaujudan mereka sampai detik ini pun semara-mata karena kehendak-Nya. Dialah penentu derajat mereka. Barangsiapa dimuliakan-Nya, maka takkan ada yang mampu menjadikannya hina. Dan barangsiapa dihinakan-Nya, takkan ada yang mampu menjadikannya mulia.

Jika Allah berkehendak menimpakan keburukan atasmu, tak seorang pun sanggup mencegahnya, selain Ia sendiri. Dan jika Ia berniat melimpahkan kebaikan, tak seorang pun sanggup menahan turunnya rahmat-Nya. Nah, bila kau mengeluh terhadap-Nya, padahal kau menikmati rahmat-Nya, kau tamak, dan menutup mata atas yang kau miliki, maka Allah murka kepadamu, mencabut kembali nikmat-Nya darimu, mewujudkan segala keluhanmu, melipatgandakan kesusahanmu, dan memperhebat hukuman, kemurkaan dan kebencian-Nya kepadamu. Kau menjadi terhinakan di mata-Nya.

Oleh karena itu, janganlah mengeluh sedikit pun, walau jasadmu digunting-gunting menjadi serpihan-serpihan kecil daging. Selamatkanlah dirimu! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah!

Sesungguhnya, sebagian besar musibah yang menimpa anak Adam, dikarenakan oleh keluhan-keluhan mereka terhadap-Nya. Kenapa menyalahkan-Nya? Padahal Ia Mahapengasih, Mahaadil, Mahasabar, Mahapengasih, Mahapenyayang, dan yang lemah-lembut terhadap hamba-hamba-Nya, melebihi seorang dokter yang sabar, pengasih, penyayang, ramah, yang juga kerabat si pasien. Dapatkah kau temui sesuatu kesalahan pada diri seorang ayah atau ibu yang berhati mulia.

Nabi Suci saw., telah bersabda: "Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya ketimbang seorang ibu terhadap anaknya."

Wahai yang dirundung malang! Tunjukkanlah perilaku terbaik.

Tunjukkanlah kesabaranmu bila musibah menimpamu, meski kau tak berdaya karenanya. Bersabarlah selalu, meski kau kepayahan dalam menyerahkan diri kepada-Nya. Bertakwalah selalu kepada-Nya. Ridha dan rindulah kepada-Nya. Jika masih kau temui kedirianmu, bergegaslah keluar darinya. Bila kau terhilang, dimanakah kau'kan didapat? Dimanakah kau? Belumkah kaudengar firman Allah:
"Diwajibkan atas kamu berperang, sesungguhnya beperang itu sesuatu yang kamu benci. Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan mungkin kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Dan Allah Maha-mengetahui, sedang kamu tak mengetahui." (QS>2:216).

Pengetahuan ihwal hakikat segala suatu tercabut dari hatimu dan tertutup dari penglihatanmu oleh tabir. Oleh karena itu, jangan berlebih-lebihan dalam membenci ataupun mencintai sesuatu.Ikutilah segala ketentuan syariat dalam segala keadaan, jika kau benar-benar saleh. Setelah kau jalani hal ini, maka ikutilah semua perintah tentang wilayat, dan teguhlah selalu. Ridhalah atas ketentuan-Nya dan berdamailah dengan kehendak-Nya. Dan, luruhlah ke dalam keadaan ba'dal, ghauts dan shiddiq.

Bertolaklah senantiasa dari jalan nasib, jangan berdiri di tengah-tengahnya, gantilah dirimu dan hasratmu (denngan kehendak-Nya), dan tahanlah lidahmu dari segala keluhan. Bila hal ini telah kau jalani, maka Tuhanmu mengaruniamu kebaikan berlimpah, kehidupan yang nyaman dan bahagia, dan melindungimu, karena ketaatanmu kepada-Nya.

Bila di dalam diri manusia, bersarang berbagai dosa, noda dan kesalahan, maka tak layak baginya bersama-Nya, sebelum ia bersih dari dosa-dosa. Tak seorang pun dapat mencium ambang pintu-Nya, kecuali ia suci dari noda ujub, sebagaimana tak seorang pun layak bersama raja, kecuali ia bersih dari noda dan bau busuk. Nah, semua musibah tak lain adalah sarana penebus dan pembersih diri. Nabi saw. Telah bersabda: "Demam sehari dapat menebus dosa sepanjang tahun."

Pelajaran Kesembilan belas

Bila kau lemah iman, bila dijanjikan kepadamu sesuatu, janji itu dipenuhi, sehingga keimananmu tak sirna. Tapi, bila keyakinan dan kepastian ini jadi kuat dan mantap di dalam hatimu, maka, sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya kamu pada hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi terpercaya di sisi Kami." (QS.12:54).

dan menjadilah kau salah seorang yang terpilih, bahkan yang terpilih dari yang terpilih. Maka sirnalah tujuan maupun kehendak pribadimu.

Lalu, kau seolah-olah sebuah bejana yang tak cairan pun bisa berada di atasnya, sehingga tiada kedirian di dalam dirimu. Kau menjadi bersih dari segala selain Allah Yang Mahakuasa lagi Mahaagung. Kau menjadi ridha kepada-Nya, kepadamu dijanjikan keridhaan-Nya, sehingga kau dapat menikmati dan terahmati atas semua tindakan-Nya.

Maka kepadamu dijanjikan sesuatu, bila kau puas dengan (janji) itu, dan tanda kepuasan ada padamu, maka kau dipindahkan-Nya ke janji lain yang lebih tinggi. Dijadikan-Nya kau lebih terhormat, dan dianugerahkan-Nya kepadamu rasa cukup-diri terhadap janji. Dibuka-Nya bagimu pintu-pintu hikmah, disingkapkan-Nya bagimu misteri Ilahiah, kebenaran hakiki, makna perubahan janji-Nya. Dan dalam maqam barumu, kau alami peningkatan kemampuan memelihara keadaan ruhaniahmu.

Lalu, kepadamu dianugerahkan derajat ruhani, yang didalamnya dipercayakan kepadamu rahasia-rahasia, dan kau alami perluasan dada, ketercerahan hati, kefasihan lidah, derajat tinggi ilmu dan kecintaan. Maka kau menjadi kesayangan semua makhluk, baik manusia maupun jin, dan makhluk-makhluk lainnya, di dunia dan di akhirat. Bila kau menjadi 'pilihan' Allah, maka orang tunduk kepada-Nya, cinta mereka berada di dalam cinta-Nya, dan kebencian mereka berada di dalam kebencian-Nya. Dengan ini, kau telah diantarkan-Nya ke tempat yang amat tinggi, dan di sana tak kau jumpai lagi kedirianmu akan segala benda.

Lalu, dibuat-Nya kau penuh hasrat terhadap sesuatu, maka nafsumu ini dimusnahkan dan dilenyapkan, dan kau dipalingkan-Nya jauh-jauh dari keinginan serupa itu lagi. Jadi, tak diberikan-Nya yang kau inginkan di dunia ini, akan dilimpahkan kepadamu di akhirat kelak, sehingga meningkatkan keakrabanmu dengan-Nya, dan menyejukkan kedua matamu di surga yang tinggi, di dalam taman yang abadi.

Tapi, bila selama ini kau tak berhasrat terhadap sesuatu pun, tak berharap kepada siapa pun, tak condong kepada apa pun - karena kau sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara, dan tipuannya menyesatkan yang mencintainya - tapi, tujuanmu adalah sang Khalik, yang telah menciptakan, mewujudkan, menahan dan melimpahkan segala suatu, yang telah membentangkan bumi dan menegakkan langit, maka kepadamu dilimpahkan segala yang kau butuhkan di dunia ini. Tentu saja, ini semua diberikan kepadamu, setelah kau putus asa akibat dipalingkan dari semua hasrat duniawi, dan sesudah kau merasa mantap akan kehidupan akhirat sebagaimana yang telah kita bicarakan.

Pelajaran Kedua puluh

Nabi Suci Muhammad saw. Bersabda: "Campakkanlah segala yang menimbulkan keraguan dibenakmu, tentang yang halal dan yang haram, dan ambillah segala yang tak menimbulkan keraguan pada dirimu."

Bila sesuatu yang meragukan, maka ambillah jalan yang didalamnya tiada sedikit pun keraguan dan campakkanlah yang menimbulkan keraguan. Nabi bersabda: "Dosa menciptakan kekacauan dalam hati." Tunggulah, bila dalam keadaan begini, perintah batin. Bila kau diperintahkan untuk mengambilnya, maka lakukanlah sesukamu. Jika kau dilarang, maka jauhilah dan anggaplah itu sebagai tak pernah maujud, dan berpalinglah ke pintu Allah, dan mintalah pertolongan dari Tuhanmu.

Andaikata kau merasa kehabisan kesabaran, kepasrahan dan kefanaan, maka ingatlah bahwa Dia SWT tak butuh diingat, Dia tak lupa kepadamu dan selainmu. Ia yang Mahakuasa lagi Mahaagung memberikan rizki kepada para kafir, munafik dan mereka yang tak mematuhi-Nya. Mungkinkah Dia lupa kepadamu, duhai yang beriman, yang mengimani keesaan-Nya, yang senantiasa patuh kepada-Nya dan yang teguh dalam menunaikan perintah-perintah-Nya siang dan malam.

Sabda Nabi Suci yang lain: "Campakkanlah segala yang menimbulkan keraguan di benakmu, dan ambillah yang tak menimbulkan keraguan," memerintahkanmu untuk melecehkan yang ada di tangan manusia, untuk tak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, atau untuk tak takut kepada mereka, dan untuk menerima karunia Allah. Dan inilah yang takkan membuatmu ragu. Karena itu, hanya ada satu, yang kepadanya kita meminta, satu pemberi dan satu tujuan, yaitu Tuhanmu, Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung, yang di tangan-Nya kening para raja dan hati manusia, yang adalah raja tubuh, berada - yaitu bahwa hati mengendalikan tubuh - tubuh dan uang manusia adalah milik-Nya, sedang manusia adalah agen dan kepercayaan-Nya.

Bila mereka menggerakkan tangan mereka kepadamu, hal itu atas izin, perintah dan gerak-Nya. Begitu pula, bila karunia ditahan darimu. Allah SWT berfirman: "Mintalah kepada Allah karunia-Nya.", "Sesungguhnya yang kau abdi selain Allah, tak memberimu sesuatu pun karenaitu, mintalah karunia kepada Allah dan abdilah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.", "Bila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat; Aku menerima doa dari yang berdoa bila ia berdoa kepada-Ku.", "Serulah Aku, maka Aku akan menyahutmu.", "Sesungguhnya Allah adalah Pemberi karunia, Tuhan kekuatan.", "Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada yang dikehendaki-Nya tanpa batas."

Pelajaran Kedua puluh satu

Aku melihat setan terkutuk dalam mimpi seolah aku berada dalam sebuah kerumunan besar dan aku berniat membunuhnya. Lalu si setan itu berkata kepadaku, "Kenapa kamu hendak membunuhku, dan apa dosaku? Jika Allah menentukan keburukan, maka aku tak kuasa mengubahnya menjadi kebaikan. Jika Allah menentukan kebaikan, maka aku tak kuasa mengubahnya menjadi keburukan. Dan apa yang ada ditanganku?" Dan kulihat dia seperti seorang kasim, lembut ucapannya, dagunya berjenggot, hina pandangannya dan buruk mukanya, seolah ia tersenyum kepadaku, penuh malu dan ketakutan. Hal ini terjadi pada malam Ahad, 12 Zulhijjah 401 H.

Pelajaran Kedua puluh dua

Allah menguji hamba beriman-Nya menurut kadar imannya. Jika iman seseoranng kuat, maka cobaannya pun kuat. Cobaan seorang Rasul lebih besar daripada cobaan seorang Nabi, karena iman Rasul lebih tinggi daripada iman Nabi. Cobaan Nabi lebih besar daripada cobaan seorang badal. Cobaan seorang badal lebih besar daripada cobaan seorang wali. Setiap orang diuji menurut kadar iman dan keyakinannya. Tentang ini Nabi Suci saw. Bersabda: "Sesungguhnya kami, para Nabi, adalah orang yang paling banyak diuji.'' Oleh karena itu, Allah terus menguji pemimpin-peminpin mulia ini, agar mereka senantiasa berada di sisi-Nya dan tak lengah sedikit pun. Dia SWT mencintai mereka, dan mereka adalah orang-orang yang penuh cinta dan dicintai oleh Allah, dan pencinta takkan pernah ingin menjauh dari yang dicintainya.

Maka, cobaab-cobaan memperkukuh hati dan jiwa mereka dan menjaganya dari kecenderungan terhadap sesuatu yang bukan tujuan hidup mereka, dari merasa senang dan cenderung kepada sesuatu selain Pencipta mereka. Nah, bila hal ini merasuk ke dalam diri mereka, maka hawa nafsu mereka meleleh, kedirian mereka hancur lebur dan kebenaran menjadi terang-benderang. Maka, kehendak mereka terhadap segala kesenangan hidup ini dan akhirat tertambat di sudut jiwa mereka. Dan kebahagiaan mereka berlabuh pada janji Allah, keridhaan mereka kepada takdir-Nya, dan kesabaran mereka dalam cobaan-Nya. Maka, selamatkanlah mereka dari kejahatan makhluk-Nya dan keinginan hati mereka.

Maka, hati menjadi kukuh da mengendalikan anasir tubuh. Sebab cobaan dan musibah memperkuat hati, keyakinan, iman dn kesabaran, dan melemahkan hewani dan hawa nafsu. Sebab bila penderitaan datang, sedang sang beriman bersabar, ridha, pasrah kepada kehendak Allah dan bersyukur kepada-Nya, maka Allah menjadi ridha dengannya, dan turunlah kepadanya pertolongan, karunia dan kakuatan. Allah SWT berfirman: "Jika kau bersyukur tentu akan Kutambahkan."

Bila diri manusia berhasil membuat hati memperturutkan keinginan tanpa adanya perintah dan izin dari Allah, kesyirikan dan dosa. Maka, Allah menimpakan kepada jiwa dan hati noda, musibah, luka, kecemasan, kepedihan dan penyakit. Hati dan jiwa terpengaruh oleh penderitaan ini. Namun, bila hati tak mempedulikan panggilan ini, sebelum Allah mengizinkannya melalui ilham, bagi wali, dan wahyu, bagi Rasul dan Nabi, maka Allah menganugerahi jiwa dan hati kasih-sayang, rahmat, kebahagiaan, kecerahan, kedekatan dengan-Nya, keterlepasan dari kebutuhan dan bencana. Ketahui dan camkanlah hal ini.

Selamatkanlah dirimu dari cobaan dengan penuh kewaspadaan, dengan tak segera menimpali panggilan jiwa dan keinginannya. Tapi, tunggulah dengan sabarizin dari Allah agar kau senantiasa selamat di dunia ini dan di akhirat.

Pelajaran Kedua puluh tiga

Pegang teguh dan ridhalah atas sedikit yang kau miliki, hingga ketentuan nasib mencapai puncaknya, dan kau dibawa ke keadaan yang lebih tinggi. Kau akan ditempatkan di dalamnya, dan terjaga dari kekerasan duniawi ini, akhirat, kekejian dan kesesatan. Kemudian kau akan dibawa kepada yang mengenakan matamu. Ketahuilah bahwa bagianmu takkan lepas darimu dengan pengupayaanmu terhadapnya, sedang yang bukan bagianmu takkan kau raih walau kau berupaya keras. Maka dari itu, bersabarlah dan ridhalah dengan keadaanmu. Jangan mengambil atau memberikan sesuatu pun sebelum diperintahkan.

Jangan bergerak atau diam semaumu, sebab jika kau berlaku begini, kau akan diuji dengan keadaan yang lebih buruk daripada keadaanmu. Sebab, dengan kekeliruan seperti itu kau berarti berbuat aniaya terhadap diri sendiri dan Allah mengetahui yang berbuat aniaya. Allah berfirman:
"Dan demikianlah Kami dijadikan sebagian orang yang zalim sebagai teman bagi sebagian yang lain disebabkan oleh yang mereka upayakan." (QS.6:129)

Sebab kau berada di rumah Raja, yang perintah-Nya berdaulat, yang Mahakuat, yang tentara-Nya amat besar, yang kehendak-Nya berdaulat, yang aturan-Nya sempurna, yang kerajaan-Nya abadi, yang kedaulatan-Nya menyeluruh, yang pengetahuan-Nya tinggi, yang kebijakan-Nya dalam, yang Mahaadil, yang dari-Nya tak zarah pun tersembunyi baik di bumi maupun di langit dan tak kezaliman para zalim pun tersembunyi dari-Nya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah takkan mengampuni siapa pun yang menyekutukan-Nya, dan Ia akan mengampuni selain itu yang dikehendaki-Nya." (QS.4:48)

Berupayalah sekuat daya untuk senantiasa tak menyekutukan Allah. Jangan mendekati dosa ini dan jauhilah ia dalam segala gerak dan diammu siang dan malam baik sendirian maupun bersama. Waspadalah terhadap segala bentuk dosa dalam anasir tubuhmu dan dalam hatimu. Hindarilah dosa yang tampak ataupun tersembunyi. Jangan menjauh dari Allah, sebab Ia akan mencengkaumu.

Jangan bersitegang dengan-Nya atas takdir-Nya, sebab Ia akan melumatkanmu; jangan salahkan aturan-Nya, agar kau tak dihinakan-Nya; jangan melupakan-Nya agar kau tak dilupakan-Nya dan tak mengalami kesulitan; jangan mereka-reka di dalam rumah-Nya agar kau tak dibinasakan-Nya; jangan memperkatakan tentang agama-Nya dengan hawa nafsu agar kau tak binasa, agar hatimu tak gelap, agar iman dan pengetahuanmu tak tercabut darimu, agar kau tak dikuasai oleh kekejianmu, hewanimu, hawa nafsumu, keluargamu, tetanggamu, sahabatmu, ciptaan termasuk kalajengking, ular serta jin rumahmu dan makhluk-makhluk melata lainnya, sehingga dengan demikian hidupmu di dunia ini akan gelap dan kau akan disiksa di akhirat terus-menerus.

Pelajaran Kedua puluh empat

Jauhilah sekuat daya ketakpatuhan kepada Allah, yang Mahamulia lagi Mahaagung. Bertumpulah kepada Pintu-Nya dengan kebenaran. Berupayalah sekuat daya mematuhi-Nya dengan tobat dan doa, dengan menunjukan kebutuhanmu atas kepatuhan dan kerendahhatian, dengan khusuk dan menunduk, dengan tak memandang orang atau mengikuti hewani, atau mengupayakan balasan duniawi atau ukhrawi, tak mengharapkan maqam yang lebih tinggi. Camkanlah bahwa kau adalah hamba-Nya, dan bahwa sang hamba serta segala miliknya adalah milik tuannya, sehingga ia tak dapat mengakui apa pun terhadapnya.

Berperilaku baiklah dan jangan salahkan Tuhanmu. Segala suatu ditentukan oleh-Nya. Segala yang Ia majukan, tak satu pun dapat memundurkannya. Segala yang dimundurkan-Nya, tak satu pun dapat memajukannya. Beginilah Allah memperlakukan Sendiri segala keadaanmu. Ia menganugerahimu tempat tingggal nan abadi di akhirat dan sekaligus menjadikanmu pemiliknya dan akan menganugerahkan kepadamu karunia-karunia yang tiada mata pernah melihat, tiada telinga pernah mendengar dan tiada hati manusia pernah meresakan. Allah berfirman:
"Tiada jiwa pun yang tahu apa yang disembunyikan bagi mereka, yaitu yang akan mengenakkan mata, sebagai balasan atas yang telah mereka perbuat." (QS 32:17)

Yaitu balasan atas kepatuhan dan kepasrahan merea kepada Allah dalam segala hal.

Mengenainya, yang Allah telah anugerahkan hal duniawi, menjadikannya pemiliknya, merahmatinya dan melimpahkan karunia-Nya, Ia melakukan yang demikian ini lantaran keimanan orang ini bagai padang tandus, yang didalamnya tak memungkinkan air, pohon, tetumbuhan dan bebuahan mewujud.

Maka Ia tebarkan di dalamnya rabuk dan segala yang serupa itu, yang menumbuhkan tetumbuhan dan pepohonan, dan inilah dunia dan segala isinya, untuk menjaga segala yang telah ditumbuhkan-Nya di dalamnya, yang berupa pohon iman dan tanaman amal. Andaikata hal-hal ini pupus darinya, maka tanah, tetumbuhan dan pepohonan akan menjadi kering, buahnya luruh dan keseluruhan pedusunan akan menjadi sunyi, dan Yang Mahakuasa lagi Mahaagung menghendakinya dihuni dan ceria.

Maka pohon iman seorang kaya lemah akarnya dan hampa akan yang mengisi pohon imanmu. Wahai darwis, sesungguhnya kekuatan lainnya dan kesinambungan kemaujudannya tergantung pada dunia dan aneka nikmatnya yang kau lihat pada pemiliknya, dan tiada padanya yang lebih disukai selain yang telah kulukiskan bagimu. Semoga Allah menganugerahi kita daya untuk menggapai yang dicintai-Nya.

Jadi, kekuatan dan kesinambungan karunia duniawi, yang kau dapati padanya, - andaikata semua ini tercerabut darinya, sedang pohonnya lemah, maka pohon itu akan menjadi kering dan si orang kaya ini akan menjadi kafir, munafik dan murtad, - jika Allah tak mengirimkan bagi orang kaya ini tentara kesabaran, keteguhan, pengetahuan dan aneka ketercerahan ruhani, yang memperkukuh imannya, maka ia takkan merasa kehilangan dengan merasa kehilangan dengan lenyapnya kekayaan dan karunia.

Pelajaran Kedua puluh lima

Jangan berkata, wahai orang yang malang! Yang darinya dunia dan orang-orangnya telah memalingkan muka mereka, yang hina, yang lapar dan yang dahaga, yang telanjang, yang hatinya terpanggang, yang merambah ke setiap sudut dunia, di setiap masjid dan tempat-tempat sunyi, yang terjauhkan dari setiap pintu, yang terhancurkan, yang jemu dan yang kecewa dengan segala keinginan dan kerinduan hati - jangan berkata bahwa Allah telah membuatmu miskin, menjauhkan dunia darimu, telah menjatuhkanmu, telah menjadi musuhmu, telah membuatmu kacau, tak mengukuhkan jiwamu, telah menghinakanmu, dan tak mencukupimu di dunia ini, telah mengelapimu, tak memuliakan namamu ditengah-tengah manusia, sedangkan kepada selianmu Ia anugerahkan banyak rahmat-Nya siang dan malam, memuliakan mereka atasmu dan keluargamu, padahal kamu sama-sama muslim dan mukmin dan nenek moyangmu sama-sama Hawa dan Adam, sang manusia terbaik.

Ya, Allah telah mempelakukanmu begini, sebab fitrahmu suci dan kesejukan kasih-sayang Allah terus-menerus melimpahimu dalam bentuk kesabaran, kepasrah-ikhlasan dan pengetahuan. Dan cahaya iman serta tuhid menimpamu. Maka pohon imanmu, akarnya dan benihnya menjadi kuat, penuh dedaunan, buah, cabang dan rantingnya merambah ke mana-mana sehingga menimbulkan keteduhan. Setiap hari kian besar sehingga tak perlu lagi pertumbuhannya dibantu.

Allah tentukan bagimu akan kau peroleh tepat pada waktunya, entah kau suka atau tak suka. Maka dari itu, janganlah serakah terhadap yang menjadi milikmu dan jangan cemas akannya. Jangan merasa menyesal atas yang dimaksudkan bagi selainmu.

Yang bukan milikmu tentu:
1. Ia akan menjadi milikmu, atau
2. Ia akan menjadi milik orang lain.

Jika ia milikmu, ia akan datang kepadamu dan kau akan dibawa kepadanya sehingga pertemuan antara kau dan ia terjadi segera. Sedang yang bukan milikmu, maka kau akan dijauhkan darinya dan ia pun akan menjauh darimu, sehingga kau dan ia takkan bertemu. Allah berfirman:
"Dan jangan kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan duniawi ini, agar Kami cobai mereka dengan-nya. Dan karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal." (QS 20:131)

Nah, Allah telah melarangmu memperhatikan yang bukan hakmu.

Ia telah memperingatkanmu bahwa yang selain ini adalah cobaan, yang dengan-nya Ia menguji mereka dan bahwa keridhaanmu dengan bagianmu lebih baik bagimu, lebih suci dan lebih disukai; maka jadikanlah ini sebagai jalanmu, yang melaluinya kau akan memperoleh segala kebaikan, rahmat, kegembiraan dan keindahan. Allah berfirman:
"Tiada jiwa pun yang tahu apa yang disembunyikan bagi mereka, yaitu yang akan mengenakan mata, sebagai balasan atas yang telah mereka perbuat." (QS 32:17)

Nah, tiada kebajikan selain kelima jalan pengabdian, penghindaran dari segala dosa, dan tiada lebih besar, lebih mulia dn lebih disukai oleh Allah selain yang Kami sebutkan kepadamu. Semoga Allah mengaruniaimu dan kami kemampuan untuk melakukan yang disukai-Nya.

Pelajaran Kedua puluh enam

Tabir penutup dirimu takkan tersibak, selama kau belum lepas dari ciptaan dan tak memalingkan hatimu darinya dalam segala keadaan hidup, selama hawa nafsumu belumpupus, begitu pula maksud dan kerinduanmu, selama kau belum lepas dari kemaujudan dunia ini dan akhirat, dan yang maujud dalam dirimu hanyalah kehendak Tuhanmu, dan kau terisi dengan nur Tuhanmu, dan tiada tempat di dalam hatimu, kecuali bagi Tuhanmu, sehingga kau menjadi penjaga pintu kalbumu, dan kau dikaruniai pedang tauhid, keagungan dan kekuatan.

Maka, segala yang kau lihat, yang mendekati pintu kalbumu dari benakmu, akan kau pisahkan kepalanya dari bahunya, sehingga tiada tersisa bagi dirimu, dambaanmu dan kerinduanmu akan dunia ini dan akhirat sesuatu yang berkepala, dan tiada dunia yang diperhatikan, tiada pendapat yang diikuti, kecuali kepatuhan kepada Allah dan penerimaan penuh ikhlas akan takdir-Nya, bukannya peluruh penuh dalam takdir dan karunia-Nya. Dengan demikian, kau menjadi hamba Allah, bukan hamba manusia atau pendapat.

Bila hal ini mengekal dalam hidupmu, tirai-tirai hormat-diri akan menyelimuti kalbumu, parit-parit keluhuran dan daya keagungan akan mengitarinya, dan hatimu akan dijaga oleh tentara kebenaran, tauhid, dan pengawal-pengawal kebenaran akan ditempatkan di dekatnya, sehingga orang tak dapat mendekatinya melalui kekejian, dambaan-dambaan hampa, kepalsuan-kepalsuan yang timbul dalam benak-benak manusia, dan melalui kesesatan yang tumbuh dari keinginan-keinginan.

Jika ditakdirkan bahwa orang akan datang kepadamu terus-menerus dan mereka tak mengetahui kemuliaanmu, sehingga mereka mendapatkan cahaya yang menyilaukan, tanda-tanda yang jelas, kebijakan yang dalam, dan melihat keajaiban-keajaiban yang terang dan kejadian-kejadian sebagai sosok kehidupanmu, sehingga meningkatkan upaya mereka untuk mendekat kepada Allah, untuk patuh kepada-Nya, dan untuk mengabdi kepada Tuhan mereka.

<prev next>

Kumpulan dan Blog2 Islami


Blogs
Main